Facebook

Sabtu, 08 April 2017

Psikologi Pendidikan

MOTIVASI


APA ITU MOTIVASI ?
       Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Motivasi murid dikelas berkaitan dengan alasan dibalik perilaku murid dan sejauh mana perilaku mereka diberi semangat, punya arah dan dipertahankan dalam jangka lama. Jika murid tidak menyelesaikan tugas karena bosan, maka dia kekurangan motivasi. Jika murid menghadapi tantangan dalam penelitian dan dia terus berjuang dan mengatasi rintangan, maka ia punya motivasi yang besar.

PERSPEKTIF TENTANG MOTIVASI
Perspektif tentang Motivasi terdiri dari empat perspektif :

1.      Perspektif Behavioral
      Menekankan pada imbalan dan hukuman eksternal adalah factor utama yang menentukan motivasi murid. Intensif adalah stimuli atau kejadian positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid. Intensif ini dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilkau yang tidak tepat .

2.      Perspektif Humanistik
      Menekankan kapasitas pertumbuhan personal kita, kebebasan kita untuk memilih nasib, dan kualitas positif kita. Perspektif ini berkaitan dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Hierarki Kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan :
·         Fisiologis : lapar, haus, tidur
·         Keamanan : bertahan hidup, berlindung dari kejahatan
·         Cinta dan rasa memiliki : kasih sayang, perhatian dari orang lain.
·         Harga diri : menghargai diri sendiri
·         Akltualisasi diri : realisasi potensi diri. Merupakan kebutuhan tertinggi dan yang paling sulit. Aktualisasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia.

3.      Perspektif Kognitif
      Memfokuskan diri pada motivasi internal untuk meraih sesuatu, atribusi, keyakinan murid bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif, dan dapat menetukan tujuan, merencanakan, dan memonitor kemajuan mereka kearah tujuan. Perspektif kognitif mirip dengan konsep motivasi kompetensi R.W.White yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi , yakni bahwa orang temotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif.

4.      Perspektif Sosial
      Menekankan perlunya afiliasi. Kebutuhan afiliasi dan ketehubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.

MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU

Motivasi Ekstrinsik  adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mecapai tujuan). Contoh , murid mungkin belajar keras menhadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang bagus.
Motivasi Intrinsik  adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Contoh , murid mungkin belajar keras menghadapi ujian karena dia senang dengan mata pelajaran yang diujikan itu. Ada dua jenis motivasi intrinsik :
·         Intrinsik dari determinasi diri dan pilihan personal
Menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini, murid percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemampuan mereka sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan internal
·         Pengalaman optimal
Pengalaman optimal berupa perasaan senang dan bahagia yang besar.

PROSES KOGNITIF LAINNYA

1.      Atribusi. Teori atribusi menyatakan bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerjanya sendiri. Atribusi adalah sebab-sebab yang dianggap menimbulkan hasil.  Weiner mengidentifikasi tiga dimensi atribusi kausal :
a.      Lokus : apakah sebab-sebab itu bersifat ekternal atau internal bagi si murid
b.      Stabilitas : sejauh mana sebab-sebab itu tetap tak bisa diubah atau dapat diubah
c.       Daya kontrol : sejauh mana individu dapat mengontrol sebab tersebut
Kombinasi dari tiga dimensi ini menghasilkan penjelasan yang berbeda tentang kegagalan dan kesuksesan.
2.      Motivasi untuk menguasai. Yang berhubungan erat dengan ide tentang motivasi intrinsik dan atribusi adalah konsep motivasi penguasaan (mastery motivation). Tiga tipe orientasi prestasi :
a.      Orientasi untuk menguasai, berfokus pada tugas bukan kemampuan, dan melibatkan sikap positif dan strategi berorientasi solusi.
b.      Orientasi tak berdaya, fokus pada kelemahan personal, menghubungkan kesulitan dengan kekurangan kemampuan, dan menunjukkan sikap negatif (seperti rasa bosan dan cemas)
c.       Orientasi kinerja, lebih memperhatikan hasil dari pada proses pencapaiannya.
3.      Self-Efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan memproduksi hasil positif. Self-Efficacy mempunyai kesamaan dengan motivasi untuk menguasai dan motivasi intrinsik. Self-Efficacy adalah keyakinan bahwa “Aku Bisa”.

MOTIVASI, HUBUNGAN, DAN KONTEKS SOSIOKULTURAL

     MOTIF SOSIAL adalah kebutuhan dan keinginan yang dipelajari melalui pengalaman dengan dunia sosial. Kebutuhan untuk afiliasi atau keterhubungan melibatkan motif untuk merasa aman dalam berhubungan dengan orang lain, yakni dengan menjalin, memelihara, dan memulihkan hubungan yang hangat dan personal.

     HUBUNGAN SOSIAL
v  Hubungan Murid dengan Orang Tua, meliputi :
·         Karakteristik demografis. Orang tua dengan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mungkin percaya bahwa keterlibatan mereka dalam pendidikan anak adalah penting. Mereka lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam pendidikan anak dan memberi stimuli intelektual di rumah. Prestasi murid dapat menurun apabila mereka tinggal dalam keluarga yang single parent, orang tua yang waktunya banyak dihabiskan untuk bekerja, dan tinggal dalam keluarga besar.
·         Praktik pengasuhan anak. Berikut beberapa praktik parenting positif yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi : (1) mengenal betul anak dan memberi tantangan dan dukungan dalam kadar yang tepat, (2) memberikan iklim emosional yang positif, (3) menjadi model perilaku yang memberi motivasi.
·         Provisasi pengalaman spesifik di rumah. Membacakan buku untuk anak prasekolah dan memberi materi bacaan dirumah akan memberi efek positif pada prestasi dan motivasi membaca anak.

v  Hubungan Murid dengan Teman Sebaya. Teman sebaya dapat mempengaruhi motivasi anak melalui perbandingan sosial, kompetensi dan motivasi sosial, belajar bersama, dan pengaruh kelompok teman sebaya.
v  Hubungan Murid dengan Guru. Murid kemungkinan besar akan berkembang menjadi manusia yang kompeten apabila mereka merasa di perhatikan, karenanya guru harus mengenal murid dengan baik.
v  Hubungan Guru dengan Orang Tua.

KONTEKS SOSIOKULTURAL
Meliputi : Status Sosioekonomi dan Etnisitas, dan Gender


Tidak ada komentar:

Posting Komentar